Saturday, December 13, 2008

Gua Ashhabul Kahfi




SIAPA gerangan yang tidak tahu kisah Ashabul Kahfi? Kisah ini sangat terkenal baik bagi penganut agama Islam atau Kristen. Ashabul Kahfi dalam Islam yaitu kisah yang menceritakan 7 pemuda yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah tertidur lelap dalam gua selama 309 tahun. Mereka melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus.

Lokasi Gua : Banyak terjadi perselisihan faham tentang lokasi gua. Ada yang mengatakan berada di Suriah, ada pula yang mengatakan di Turkia, akan tetapi banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania di perkampungan Al-Rajib atau dalam Al-Quran di sebut Al-Raqim, yang berjarak 1.5 km dari kota Abu A’landa dekat kota Amman- Yordania. Info terakhir yang didapatkan bahwa Raja Abdullah ke 2 (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di muka gua Ashhabul Kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Gua Ahlul Kahfi” dan Ma’had Da’wah dan Dai’.


Nama nama Ashhabul Kahfi: Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Kithmir.

Sebab turun kisah ini dalam Al-Quran: Kisah dimulai dari seorang kafir datang kepada seorang Yahudi di Madinah. Dia memceritakan kepadanya bahwa Muhammad mengaku dirinya sebagai Nabi dan dia meminta nasehat kepadanya bagaimana caranya untuk membantahnya. Yahudi tadi berkata “Tanya kepada Muhammad tentang kisah Ashhabul Kahfi, jika dia mengetahunya maka ia benar sebagai Nabi”. Lalu orang kafir tadi bertanya kapada Rasulallah saw tantang kisah tersebut. Mereka menyangka beliau tidak mengetahuinya sehingga mereka bisa mengalahkan dan membantah beliau. Tapi apa yang terjadi. Allah perintahkan Jibril as agar segera turun dari langit menceritakan kepada Rasulallah saw kisah trb sebagaiman tertera dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Kahfi.

18:9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
18:10. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
18:11. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,
18:12. kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).
18:13. Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk;
18:14. dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”.
18:15. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih lalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
18:16. Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
18:17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
18:18. Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.
18:19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.
18:20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”.
18:21. Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”.
18:22. Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: “(Jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya”. Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka

Sejarah Batu terbang di Jerussalem


Ternyata menemukan salah satu keajaiban dunia, yang disembunyikan oleh bangsa israel..Keajaiban itu bisa disebut The Rock (Dome of The Rock). Batu itu adalah Batu Pijakan Nabi Muhammad SAW yang merupakan Bukti kebesaran Allah SWT. Batu tersebut terletak Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), dan berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, batu tersebut seolah-olah tergantung di udara. Subhannallah…!!
Batu itu adalah batu bekas tempat duduk Nabi Muhammad SAW di masa beliau melaksanakan Isra Mi’raj sampai kini masih tetap melayang di udara. Konon pada saat Nabi Muhammad akan ber-mi’raj, batu tersebut ingin ikut, tetapi segera beliau menghentakan kakinya pada batu itu, maksudnya agar batu tersebut tak usah ikut. Batu gantung ajaib itu berada dalam masjid Umar (Dome of The Rock) di Lingkungan Masjidil Aqsha di Jerusalem.

Saturday, December 6, 2008

Nabi Sulaiman a.s

Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan. Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya
Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il.Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Sulaiman dan Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar."Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku."Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya.Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.""Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera.Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

Nabi Yusuf

Dua pelajaran diperolehi daripada kisah Nabi Yusuf. Pertama, mengenai makna sepatah perkataan Arab di dalam al-Qur'an. Perkataan itu ialah "rasul" yang lazimnya diguna untuk "Rasul Allah", atau "Utusan Allah". Akan tetapi, pada sebuah ayat dalam surah Yusuf perkataan itu digunakan oleh Allah untuk seorang utusan atau pembawa berita kepada seorang raja. Inilah ayatnya:
"Raja berkata, 'Datangkanlah dia (Yusuf) kepadaku.' Apabila rasul (utusan) datang kepadanya, dia (Yusuf) berkata, 'Kembalilah kepada pemelihara (raja) kamu, dan tanyalah dia, 'Bagaimanakah dengan wanita-wanita yang memotong tangan mereka?' Sesungguhnya Pemeliharaku mengetahui muslihat mereka.'" (Qur'an 12:50).
Maka perkataan rasul bukan sahaja diguna untuk Rasul Allah, malah ia boleh digunakan untuk orang yang tugasnya seperti utusan atau pembawa berita bagi orang lain.
Rasul di dalam ayat tadi adalah orang suruhan bagi seorang raja yang dihantar, atau diutus, untuk berjumpa dan membawa Nabi Yusuf dari penjara ke istana. Begitulah sedikit kisah Nabi Yusuf yang menarik disebut di sini.
Dengan itu, membawa kepada pelajaran kedua dalam kisah Nabi Yusuf dengan adik-beradik, ibu dan bapanya. Cerita-cerita mereka merupakan suatu pelajaran juga, seperti kata Allah:
"Sesungguhnya dalam cerita-cerita mereka adalah pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai minda" (12:111).
Kisah Nabi Yusuf tersurat dalam Surah ke-12 al-Qur'an. Nama surah itu pun mengambil sempena nama Nabi Yusuf, iaitu Yusuf. Menurut suatu sumber, baginda dikatakan tinggal di sekitar tahun 1700 S.M, iaitu kira-kira 3,700 tahun dahulu. Atau, kurang lebih dua ribu tiga ratus tahun sebelum kemunculan Nabi Muhammad.
Kisah Nabi Yusuf adalah cerita yang paling baik dalam al-Qur'an. Firman-Nya:
"Kami menceritakan kepada kamu cerita yang paling baik dalam apa yang Kami mewahyukan kamu, al-Qur'an ini" (12:3).
Cerita bermula dengan mimpi Nabi Yusuf semasa dia kanak-kanak. Mimpi itu diceritakannya kepada bapanya Yaakub, yang juga menjadi seorang Nabi.
"Apabila Yusuf berkata kepada bapanya, 'Ayah, saya melihat sebelas bintang, dan matahari, dan bulan; saya melihat mereka sujud kepada saya" (12:4).
Setelah mendengar cerita Yusuf, bapanya melarang mimpi itu daripada diceritakan kepada saudara-saudaranya. Dia juga memberi tahu Yusuf bahawa Tuhan telah memilihnya dan mengajarnya interpretasi mimpi.
Abang-abangnya tidak suka padanya kerana mereka sangka Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapa mereka daripada mereka. Lalu mereka bercadang untuk membunuh atau membuang Yusuf ke tempat lain. Akan tetapi,
"Seorang daripada mereka berkata, 'Tidak, janganlah membunuh Yusuf, tetapi lemparlah dia ke dasar perigi, dan sebahagian pengembara akan memungutnya, jika kamu mahu melakukan'" (12:10).
Setelah menetapkan rancangan itu mereka pergi kepada bapa mereka, meminta kebenarannya, supaya Yusuf dapat pergi bersama mereka untuk bersuka-suka dan bermain-main pada keesokan hari.
Pada mulanya bapa mereka keberatan untuk membenarkan Yusuf pergi bersama mereka, dengan berkata "Ia menyedihkan aku bahawa kamu pergi dengannya, dan aku takut akan serigala memakannya sedang kamu lalai daripadanya" (12:13).
"Maka apabila mereka pergi dengannya, dan mereka bersetuju untuk meletakkan dia di dasar perigi, lalu Kami mewahyukannya, 'Kamu akan memberitahu mereka mengenai perbuatan mereka ini apabila mereka tidak menyedari'" (12:15).
Mereka balik kepada bapa mereka pada waktu isyak, menangis dan berkata, "Ayah, kami pergi berlumba lari, dan meninggalkan Yusuf dengan barang-barang kami, lalu serigala memakannya. Tetapi ayah tidak akan mempercayai kami, walaupun kami berkata benar."
Dan, mereka menunjukkan baju Yusuf dengan darah palsu padanya. Bapanya berkata, "Tidak, tetapi jiwa kamu menghasut kamu untuk melakukan sesuatu perkara. Tetapi marilah, kesabaran yang manis! Dan pertolongan Allah dipohonkan terhadap apa yang kamu menyifatkan."
Tidak lama kemudian, pengembara-pengembara datang ke perigi di mana Yusuf berada di dasarnya. Mereka mengutus seorang pengambil air lalu dia menurunkan timbanya. Tiba-tiba dia berkata, "Oh, berita gembira! Ini seorang anak lelaki muda."
Mereka mengambil Yusuf dan merahsiakannya sebagai barang dagangan; dan Allah mengetahui apa yang mereka buat. Kemudian mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, hanya beberapa dirham sahaja, kerana mereka tidak menghargainya.
Orang yang membelinya, dari Mesir, berkata kepada isterinya, "Berilah dia tempat tinggal yang mulia, dan boleh jadi dia akan bermanfaat kepada kita, atau kita mengambil dia sebagai anak sendiri."
Dengan itu, Tuhan meneguhkan Yusuf di bumi supaya Dia mengajarnya interpretasi mimpi.
Maka tinggallah Nabi Yusuf bersama orang Mesir yang membelinya sehingga dewasa. Dia menjadi seorang lelaki yang amat kacak. Kekacakan beliau membuatkan perempuan, yang di rumahnya dia tinggal, tergoda.
Perempuan itu menutup pintu-pintu seraya berkata, "Marilah kepadaku!" Yusuf menjawab, "Pada Allah berlindung! Sesungguhnya tuanku telah memberi aku tempat tinggal yang baik!"
Kalau tidak kerana pertolongan Allah, Nabi Yusuf turut tergoda pada perempuan itu. Kedua-duanya lari ke pintu, dan perempuan tersebut mengoyakkan baju Yusuf dari belakang.
Mereka mendapati ketua mereka di depan pintu. Perempuan itu berkata, "Apakah balasan bagi orang yang menghendaki kejahatan terhadap keluarga kamu, melainkan bahawa dia dipenjarakan, atau satu azab yang pedih?"
Yusuf berkata, "Dia yang menggoda saya". Lalu seorang daripada ahli keluarga itu memberi suatu penjelasan, "Jika bajunya dikoyakkan di bahagian depan, maka perempuan itu telah berkata benar, dan Yusuf berdusta, tetapi jika bajunya dikoyakkan di bahagian belakang, maka perempuan itulah yang berdusta, dan Yusuf orang yang benar."
Apabila ketua mereka melihat bajunya dikoyakkan dari belakang, dia berkata, "Ini muslihat perempuan daripada kamu; sesungguhnya muslihat kamu besar. Yusuf, berpalinglah daripada ini, dan kamu, perempuan, mintalah ampun atas kesalahan kamu; sesungguhnya kamu bersalah."
Kejadian itu sampai ke telinga wanita-wanita tertentu di kota. Mereka berbisik, "Isteri Gabenor menggoda pemudanya yang menundukkan hatinya dengan cinta!"
Setelah isteri Gabenor mendengar bisikan-bisikan licik mereka, dia mengutus kepada mereka, dan menyediakan bagi mereka tempat-tempat bersandar, kemudian dia memberikan tiap-tiap seorang daripada mereka sebilah pisau.
Kemudian, dia menyuruh Yusuf pergi kepada perempuan-perempuan tersebut. Apabila mereka melihatnya, mereka sangat kagum padanya, lalu mereka memotong tangan-tangan mereka, dengan berkata, "Dijauhkan Allah! Bukanlah ini manusia; dia tidak lain, hanyalah seorang malaikat yang mulia."
Lalu isteri Gabenor berkata, "Inilah dia orangnya yang kamu mencela aku dengannya. Benar, aku telah menggoda dia, tetapi dia menolak. Dan, jika dia tidak membuat apa yang aku memerintahkannya, dia akan dipenjarakan."
Yusuf berkata, "Pemeliharaku, penjara lebih aku menyukai untukku daripada apa yang mereka menyeru aku kepadanya, dan jika Engkau tidak memalingkan muslihat mereka daripada aku, tentu aku akan berkeinginan benar pada mereka, dan aku menjadi orang yang bodoh."
Pemeliharanya pula menyahutinya, dan Dia memalingkan daripadanya muslihat perempuan-perempuan itu; sesungguhnya Dialah Yang Mendengar, Yang Mengetahui.
Maka Yusuf dimasukkan ke dalam penjara. Bersama dia adalah dua orang pemuda. Seorang daripada mereka berkata, "Aku bermimpi bahawa aku memerah anggur." Berkata yang lain, "Aku bermimpi bahawa aku membawa roti di atas kepalaku dan burung-burung makan sebahagiannya. Beritahulah kami interpretasinya. Kami melihat bahawa kamu adalah orang yang berbuat baik."
Yusuf berkata, "Wahai rakan-rakanku yang sepenjara, bagi seorang daripada kamu, dia akan menuangkan minuman arak untuk tuannya; bagi yang satu lagi, dia akan disalib, dan burung akan makan sebahagian daripada kepalanya."
Kemudian dia berkata kepada orang yang dia menyangka akan diselamatkan antara keduanya, "Sebutlah aku kepada tuan kamu." Akan tetapi, syaitan menjadikan dia lupa untuk menyebutnya, supaya dia tetap di dalam penjara selama beberapa tahun.
Suatu hari, raja berkata, "Aku melihat dalam mimpi tujuh ekor lembu yang gemuk, dan tujuh yang kurus memakan mereka; dan tujuh tangkai bijirin yang hijau, dan tujuh yang lain kering. Wahai pembesar-pembesarku, putuskanlah kepadaku mimpiku."
Tiada seorang pun antara mereka yang tahu. Kemudian pemuda yang telah diselamatkan dahulu berkata, setelah teringat, "Aku sendiri akan memberitahu kamu interpretasinya, maka utuslah aku."
"Wahai Yusuf orang yang benar, putuskanlah kepada kami mengenai tujuh ekor lembu yang gemuk, yang tujuh yang kurus memakan, dan tujuh tangkai bijirin yang hijau, dan tujuh yang lain kering, supaya aku kembali kepada mereka agar mereka mengetahui."
Yusuf berkata, "Kamu menyemai tujuh tahun seperti biasa; apa yang kamu tuai, tinggalkanlah ia pada tangkainya, kecuali sedikit daripadanya kamu makan. Kemudian sesudah itu, akan datang kepada kamu tujuh tahun yang keras yang memakan apa yang kamu menyediakan bagi mereka, semua, kecuali sedikit yang kamu simpan. Selepas itu, akan datang satu tahun yang manusia diberi pertolongan hujan, dan padanya mereka memerah."
Raja berkata setelah mendengar interpretasi mimpi oleh Yusuf yang dibawa oleh utusannya, "Datangkanlah dia kepadaku." Apabila utusan itu tiba, Yusuf berkata, "Kembalilah kepada tuan kamu, dan tanyalah dia, mengenai wanita-wanita yang memotong tangan mereka?"
Raja bertanya, "Apakah urusan kamu, perempuan-perempuan, apabila kamu menggoda Yusuf?" Mereka menjawab, "Dijauhkan Allah! Kami tidak mengetahui kejahatan padanya."
Isteri Gabenor berkata, "Sekarang yang benar akhirnya menjadi nyata. Sayalah yang menggodanya."
Raja berkata, "Datangkanlah dia kepadaku. Aku akan mendekatkannya dengan diriku." Setelah Yusuf berada dengannya, dia berkata kepada Yusuf, "Pada hari ini, kamu berkedudukan teguh dalam sokongan kami, dan dalam kepercayaan kami."
Yusuf berkata, "Lantiklah saya kepada perbendaharaan bumi ini; saya adalah penjaga yang alim (berpengetahuan)."
"Maka Kami meneguhkan Yusuf di bumi untuk dia menetap di mana sahaja dia kehendaki, dan Kami tidak mensia-siakan upah orang-orang yang berbuat baik" (12:56).
Suatu hari, saudara-saudara Yusuf datang lalu masuk kepadanya. Dia kenal akan mereka, tetapi mereka tidak mengenalinya. Mereka datang untuk meminta pertolongan makanan.
Setelah Yusuf menyiapkan bekal untuk mereka, dia berkata, "Datangkanlah kepadaku saudara kamu yang tertentu daripada bapa kamu. Tidakkah kamu melihat aku menepati sukatan, dan aku yang terbaik daripada penerima-penerima tamu? Tetapi jika kamu tidak mendatangkan dia kepadaku, maka tidak akan ada sukatan bagi kamu denganku, dan tidak juga kamu dapat mendekatiku."
Mereka menjawab, "Kami akan memujuk bapa kami; itu kami akan buat."
Lalu Yusuf menyuruh budak-budak suruhannya meletakkan balik barang-barang mereka (yang dibawa untuk mengganti bekalan makanan daripada Yusuf) ke dalam pundi-pundi mereka supaya mereka mengenalinya apabila mereka balik kepada keluarga mereka.
Apabila mereka kembali kepada bapa mereka, mereka berkata, "Ayah, sukatan itu akan dinafikan kepada kami, maka utuslah bersama kami saudara kami supaya kami mendapatkan sukatan itu. Sesungguhnya kami akan menjaganya."
Bapa mereka berkata, "Adakah aku akan mempercayai kamu kepadanya seperti aku mempercayai kamu kepada saudaranya dahulu?"
Dan, apabila mereka membuka barang-barang mereka, mereka mendapati barang-barang mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata, "Ayah, apakah yang kita menginginkan lagi? Barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kita mendapat bekalan makanan untuk keluarga kita, dan kita akan menjaga saudara kita; kita akan mendapat tambahan beban seekor unta. Itulah sukatan yang mudah."
"Aku tidak akan mengutusnya bersama kamu sehingga kamu memberi aku satu janji yang teguh dengan Allah, bahawa kamu pasti akan mendatangkannya kembali kepadaku, kecuali kamu diliputi." Apabila mereka telah memberikannya janji mereka, dia berkata, "Allah menjadi Wakil atas apa yang kami ucapkan."
Maka apabila mereka masuk kepada Yusuf sekali lagi, dia mengambil saudaranya kepadanya, seraya berkata, "Aku saudara kamu; maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang mereka buat."
Kemudian, apabila Yusuf menyiapkan persiapan untuk mereka, dia meletakkan gelas minumannya ke dalam pundi saudara yang diambilnya.
Sedang mereka mula bertolak untuk kembali kepada keluarga mereka, datang pula orang yang menyeru, "Hai kafilah, kamu adalah pencuri!"
Mereka bertanya sambil mendekati orang yang menyeru, "Apa yang kamu hilang?"
"Kami kehilangan gelas berkaki kepunyaan raja. Sesiapa mendatangkannya akan mendapat beban seekor unta; itu aku jamin."
Mereka berkata, "Demi Allah, kamu mengetahui bahawa kami tidak datang untuk membuat kerosakan di bumi. Kami bukanlah pencuri."
"Apakah balasannya jika kamu adalah pendusta?"
"Balasannya - dalam pundi sesiapa ia didapati, maka dialah balasannya. Begitulah kami membalas orang-orang yang zalim."
"Maka dia (Yusuf) memulakan dengan karung-karung mereka sebelum karung saudaranya, kemudian dia mengeluarkannya daripada karung saudaranya. Begitulah Kami membuat muslihat untuk Yusuf; dia tidak boleh mengambil saudaranya, menurut agama (pengadilan) raja, kecuali apa yang Allah menghendaki.
Mereka berkata, "Jika dia seorang pencuri, seorang saudaranya adalah seorang pencuri dahulu." Tetapi Yusuf merahsiakannya di dalam dirinya, dan tidak menampakkannya kepada mereka, dengan berkata, "Kedudukan kamu lebih buruk; Allah sangat mengetahui apa yang kamu menyifatkan."
Mereka berkata, "Wahai al-aziz (yang perkasa), dia mempunyai bapa yang sangat tua; maka ambillah salah seorang antara kami untuk mengganti tempatnya; kami melihat bahawa kamu adalah antara orang-orang yang berbuat baik."
Berkata, "Allah menegah bahawa kami patut mengambil sesiapa sahaja kecuali orang yang kami mendapati barang kami padanya, kerana jika kami berbuat demikian, tentulah kami menjadi orang-orang yang zalim" (12:76-79).
Apabila mereka kembali kepada bapa mereka dan menceritakan hal saudaranya yang mencuri dan ditahan di Mesir kedukaan bapanya bertambah,
"Dan dia berpaling daripada mereka, dan berkata, 'Aduhai, dukacitaku untuk Yusuf!' Dan kedua-dua matanya menjadi putih kerana kesedihan yang mencekiknya di dalam dirinya" (12:84).
Kemudian dia berkata, "Wahai anak-anakku, pergilah dan carilah berita mengenai Yusuf dan saudaranya. Janganlah berputus asa daripada kesenangan Allah; daripada kesenangan Allah, tiada yang berputus asa melainkan kaum yang tidak percaya (kafir)."
Lalu mereka pergi kepada Yusuf dan berkata, "Wahai al-aziz, penderitaan telah menyentuh kami dan keluarga kami. Kami datang dengan barang-barang yang tidak berharga. Tepatilah kepada kami sukatan, dan bersedekahlah kepada kami; sesungguhnya Allah membalas orang-orang yang bersedekah."
Yusuf bertanya, "Adakah kamu mengetahui apa yang kamu melakukan terhadap Yusuf dan saudaranya, ketika kamu orang-orang yang bodoh?"
Mereka menjawab, "Mengapa, adakah kamu benar-benar Yusuf?"
Dia berkata, "Aku Yusuf. Ini saudaraku. Sungguh, Allah telah berbudi baik kepada kami. Sesiapa bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan upah orang-orang yang berbuat baik."
Mereka berkata, "Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih menyukai kamu daripada kami, dan sesungguhnya kami bersalah."
Yusuf berkata, "Tidak ada celaan pada hari ini kepada kamu; Allah mengampuni kamu; Dia yang paling berpengasihan daripada yang berpengasihan. Pergilah, ambil baju ini, dan kamu lemparlah ia kepada muka ayahku, dan dia akan memperoleh kembali penglihatannya; kemudian datangkanlah kepadaku keluarga kamu kesemuanya."
Maka, apabila kafilah telah berangkat, bapa mereka berkata, "Sesungguhnya aku mendapati bau Yusuf, melainkan kamu menuduh aku nyanyuk."
Mereka berkata, "Demi Allah, sungguh kamu adalah dalam kesesatan kamu yang dahulu."
Tetapi apabila pembawa berita gembira datang kepadanya dan melemparkan baju Yusuf ke mukanya, tiba-tiba dia kembali dapat melihat. Dia berkata, "Tidakkah aku mengatakan kepada kamu bahawa aku mengetahui daripada Allah apa yang kamu tidak tahu?"
Mereka berkata, "Ayah kami, mintalah ampun untuk kami atas kesalahan-kesalahan kami; sesungguhnya kami bersalah."
"Sungguh, aku akan meminta Pemeliharaku untuk mengampuni kamu; sesungguhnya Dialah Yang Pengampun, Yang Pengasih."
Kemudian mereka berangkat ke Mesir untuk menemui Yusuf.
"Maka, apabila mereka masuk kepada Yusuf, dia mengambil ibu dan bapanya kepadanya, dengan berkata, 'Masuklah kamu ke Mesir, jika Allah mengkehendaki, dalam keadaan aman.'
Dan dia menaikkan ibu dan bapanya ke atas singgahsana; dan yang lain, jatuh bersujud kepadanya. Berkata, 'Ayah, inilah interpretasi mimpi saya yang dahulu; Pemelihara saya telah membuatnya benar. Dia telah berbudi baik kepada saya apabila Dia mengeluarkan saya dari penjara, dan Dia mendatangkan kamu dari gurun setelah syaitan menyelisihkan antara saya dan saudara saya. Pemelihara saya halus terhadap apa yang Dia mengkehendaki; sesungguhnya Dialah Yang Mengetahui, Yang Bijaksana.
Wahai Pemeliharaku, Engkau telah memberikan aku untuk memerintah, dan Engkau telah mengajar aku interpretasi mimpi. Wahai Pemula langit dan bumi, Engkau Waliku (Pelindungku) di dunia dan akhirat. Matikanlah aku dalam kemusliman, dan satukanlah aku dengan orang-orang yang salih" (12:99-101).
Apakah pelajaran atau pelajaran-pelajaran yang anda perolehi daripada kisah Nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya?

Nabi Nuh

Allah telah memilih Adam, dan Nuh, dan keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran, di atas semua alam.(3:33)

Dan Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah! Kamu tidak ada tuhan selain daripada Dia; sesungguhnya, aku takut untuk kamu akan azab hari yang besar."
Berkata pembesar-pembesar kaumnya, "Kami melihat kamu dalam kesesatan yang nyata."
Berkata, "Wahai kaumku, tidak ada kesilapan padaku; tetapi aku adalah seorang rasul daripada Pemelihara semua alam.
Aku menyampaikan kepada kamu Mesej-Mesej Pemeliharaku, dan aku menasihatkan kamu, kerana aku mengetahui daripada Allah apa yang kamu tidak tahu.
Adakah kamu hairan bahawa satu peringatan daripada Pemelihara kamu datang kepada kamu melalui seorang lelaki antara kamu, supaya dia memberi amaran kepada kamu, dan kamu menjadi bertakwa supaya dikasihani."
Tetapi mereka mendustakannya; maka Kami menyelamatkan dia, dan orang-orang yang bersama dia di dalam kapal, dan Kami menenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta. (7:59-64)

Dan bacakanlah kepada mereka berita Nuh, tatkala dia berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, jika berdirinya aku di sini membencikan kamu, dan peringatanku kepada kamu dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah aku mempercayakan; putuskanlah urusan kamu dengan sekutu-sekutu kamu, kemudian janganlah hendaknya urusan kamu membimbangkan kamu, tetapi buatlah putusan terhadapku, dan janganlah memberi aku tangguh.
Kemudian jika kamu berpaling, aku tidak meminta kepada kamu sebarang upah. Upahku, tidak lain, hanyalah daripada Allah, dan aku diperintah untuk menjadi antara orang-orang yang muslim."
Tetapi mereka mendustakannya; maka Kami menyelamatkan dia dan orang-orang yang bersama dia di dalam kapal, dan Kami melantik mereka sebagai pengganti-pengganti, dan Kami menenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahannya orang-orang yang diberi amaran. (10:71-73)

Dan Kami mengutus Nuh kepada kaumnya, "Aku, bagi kamu, adalah seorang pemberi amaran yang jelas.
Janganlah kamu sembah siapa pun melainkan Allah. Aku takut untuk kamu akan azab hari yang pedih."
Maka berkatalah pembesar-pembesar daripada orang-orang yang tidak percaya daripada kaumnya, "Kami tidak melihat kamu selain daripada seorang manusia yang serupa dengan kami, dan kami tidak melihat mana-mana yang mengikuti kamu melainkan yang paling hina antara kami, dengan tanpa pertimbangan. Kami tidak melihat kamu mempunyai terhadap kami sebarang kelebihan; tidak, tetapi kami menyangka bahawa kamu adalah pendusta-pendusta."
Dia berkata, "Wahai kaumku, apa pendapat kamu, jika aku berada di atas bukti yang jelas daripada Pemeliharaku, dan Dia memberi aku pengasihan daripada-Nya, dan ia dibutakan kepada kamu? Adakah kami akan memaksa kamu sedang kamu benci padanya?
Wahai kaumku, aku tidak meminta harta kepada kamu untuk ini; upahku, tidak lain, hanyalah daripada Allah, dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang percaya; sesungguhnya mereka akan menemui Pemelihara mereka. Tetapi aku melihat kamu satu kaum yang bodoh.
Wahai kaumku, siapakah yang akan menolongku terhadap Allah, jika aku mengusir mereka? Apakah kamu tidak mengingati?
Aku tidak berkata kepada kamu, 'Aku mempunyai perbendaharaan Allah'; aku tidak mengetahui yang ghaib, dan aku tidak berkata, 'Aku seorang malaikat.' Tidak juga aku berkata kepada orang-orang yang mata-mata kamu mengeji, 'Allah tidak akan memberi mereka sebarang kebaikan'; Allah sangat mengetahui apa yang di dalam diri-diri mereka. Sesungguhnya aku, jika begitu, tentulah termasuk orang-orang yang zalim."
Mereka berkata, "Wahai Nuh, kamu telah berbantah dengan kami, dan membuat banyak bantahan terhadap kami. Maka datangkanlah kepada kami apa yang kamu menjanjikan kami, jika kamu berkata benar."
Berkata, "Allah akan mendatangkannya kepada kamu jika Dia mengkehendaki, dan kamu tidak dapat mengandaskan.
Dan nasihatku tidak bermanfaat kepada kamu jika aku menghendaki untuk memberi nasihat kepada kamu, jika Allah menghendaki untuk membuat kamu bersalah; Dia Pemelihara kamu, dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan."(11:25-34)

Kaum Nuh telah mendustakan para utusan,Apabila saudara mereka Nuh berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu bertakwa?Aku, bagi kamu, adalah seorang rasul yang dipercayai.Maka kamu takutilah Allah, dan taatlah kepadaku.Aku tidak meminta kepada kamu upah untuk ini; upahku, tidak lain, hanyalah atas Pemelihara semua alam.Maka kamu takutilah Allah, dan taatlah kepadaku."Mereka berkata, "Adakah kami akan mempercayai kamu, yang orang-orang paling hina mengikuti?"Berkata, "Apakah pengetahuan yang aku ada mengenai apa yang mereka buat?Perhitungan mereka hanyalah atas Pemeliharaku, jika kamu menyedari.Aku tidak akan mengusir orang-orang mukmin,Aku, tidak lain, hanyalah seorang pemberi amaran yang jelas."Mereka berkata, "Jika kamu tidak berhenti, wahai Nuh, pasti kamu akan menjadi antara orang-orang yang direjam."Berkata, "Wahai Pemeliharaku, kaumku mendustakan aku,Maka bukakanlah satu keputusan antara aku dan mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang mukmin yang bersamaku."Maka Kami menyelamatkan dia, dan orang-orang yang bersama dia, di dalam kapal penuh muatan.Kemudian selepas itu, Kami menenggelamkan orang-orang yang tinggal.(26:105-120)

Nuh telah memanggil Kami; dan betapa sangat baiknya Penyahut-Penyahut!Dan Kami menyelamatkannya dan keluarganya daripada kecemasan yang besar,Dan Kami membuatkan keturunannya orang-orang yang kekal,Dan Kami meninggalkannya di kalangan orang-orang yang akhir."Kesejahteraan ke atas Nuh di kalangan semua alam!"Begitulah Kami membalas orang-orang yang berbuat baik,(37:75-80)

Kaum Nuh telah mendustakan sebelum mereka; mereka mendustakan hamba Kami, dan berkata, "Seorang yang dirasuk!" Dan dia dicegah.Lalu dia berseru kepada Pemeliharanya, "Aku dikalahkan; tolonglah aku!"Kemudian Kami membukakan pintu-pintu langit dengan air tercurah,Dan membuatkan bumi memancarkan mata-mata air, dan air-air bertemu untuk satu urusan yang ditetapkan.Dan Kami membawa dia di atas yang dipapan, dan dipaku,Berlayar di bawah pengawasan (mata) Kami - satu balasan ke atas orang yang dinafikan.Dan Kami meninggalkannya untuk satu ayat. Adakah sesiapa yang mengingatinya?Bagaimanakah pula dengan azab-Ku, dan amaran-Ku?(54:9-16)

Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya: “Berilah amaran kepada kaum kamu sebelum datang kepada mereka azab yang pedih.”
Dia berkata, “Wahai kaumku, aku kepada kamu adalah seorang pemberi amaran yang jelas,‘Hendaklah kamu menyembah Allah, dan takutilah Dia, dan taatlah kepadaku,Dan Dia akan mengampuni kamu atas kesalahan-kesalahan kamu, dan menangguhkan kamu ke suatu tempoh yang dinyatakan; tempoh Allah, apabila ia datang, tidak boleh ditangguhkan, jika kamu mengetahui.”Berkata, “Wahai Pemeliharaku, aku telah menyeru kaumku malam dan siang,Tetapi seruanku hanya menambahkan mereka dalam pelarian.Dan setiap kali aku menyeru mereka supaya Engkau mengampuni mereka, mereka meletakkan jari-jari mereka ke dalam telinga-telinga mereka, dan menutupkan mereka di dalam pakaian mereka, dan berterusan dengannya, dan menyombongkan diri, sesombong-sombongnya.Kemudian sesungguhnya, aku menyeru mereka dengan terang-terang,Kemudian sesungguhnya, aku berbicara secara terbuka kepada mereka, dan aku berbicara kepada mereka secara rahsia,Dan aku mengatakan, ‘Mintalah ampun kepada Pemelihara kamu; sesungguhnya Dia adalah Yang Pengampun,Dia akan mengutus langit kepada kamu dengan hujan lebat,Dan membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan membuatkan untuk kamu kebun-kebun, dan membuatkan untuk kamu sungai-sungai.Mengapakah dengan kamu, bahawa kamu tidak mengharapkan keagungan pada Allah,Memandangkan Dia mencipta kamu berperingkat?Tidakkah kamu merenungkan bagaimana Allah mencipta tujuh langit berlapis-lapis,Dan membuatkan bulan padanya untuk cahaya, dan membuatkan matahari untuk lampu?Dan Allah menumbuhkan kamu daripada bumi dengan penumbuhan,Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya, dan mengeluarkan kamu dengan pengeluaran.Dan Allah meletakkan bumi untuk kamu sebagai hamparan,Supaya padanya kamu menyeliti jalan-jalan, jurang-jurang.’”Nuh berkata, "Wahai Pemeliharaku, mereka menentang aku, dan mengikuti orang yang hartanya dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya kecuali dalam kerugian,Dan membuat tipu daya dengan tipu daya yang besar,
Dan mereka berkata, ‘Janganlah meninggalkan tuhan-tuhan kamu, dan jangan meninggalkan Wadd, dan jangan juga Suwaa, Yaghut, Yakuq, dan jangan juga Nasr.’
Dan mereka telah menyesatkan ramai. Janganlah Engkau menambahkan bagi orang-orang yang zalim kecuali dalam kesesatan!”
Disebabkan pelanggaran-pelanggaran mereka, mereka ditenggelamkan, dan dimasukkan ke Api, maka mereka tidak mendapati, selain daripada Allah, sesiapa untuk menolong mereka.
Doa Nabi Nuh
Dan Nuh berkata, “Wahai Pemeliharaku, janganlah meninggalkan di atas bumi orang-orang yang tidak percaya, walaupun seorang.
Sesungguhnya jika Engkau meninggalkan mereka, mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak beranakkan, kecuali kejahatan yang berdegil dalam ketidakpercayaan.
Wahai Pemeliharaku, ampunilah aku, dan ibu bapaku, dan sesiapa yang masuk ke rumahku sebagai seorang mukmin, dan orang-orang mukmin lelaki, dan orang-orang mukmin perempuan; dan janganlah Engkau menambahkan bagi orang-orang yang zalim, kecuali dalam kebinasaan!”(71:1-28)

Kapal Nabi Nuh
Dan diwahyukan kepada Nuh, "Tiada seorang pun daripada kaum kamu akan mempercayai, kecuali orang yang telah percaya; janganlah kamu berdukacita dengan apa yang mereka buat.
Buatlah kapal di bawah mata (pengawasan) Kami, dan seperti wahyu Kami, dan janganlah kamu mengucapkan kepada Aku mengenai orang-orang yang membuat kezaliman; mereka akan ditenggelamkan."
Dan dia membuat kapal; dan setiap kali pembesar-pembesar kaumnya melaluinya, mereka mengejeknya. Berkata, "Jika kamu mengejek kami, sungguh, kami akan mengejek kamu sebagaimana kamu mengejek,
Dan kamu akan mengetahui kepada siapa yang akan datang azab yang mengaibkannya, dan kepada siapa turun azab yang kekal."
Sehingga, apabila perintah Kami datang, dan tanur mendidih, Kami berkata, "Bawalah di dalamnya dua daripada tiap-tiap jenis, dan keluarga kamu, kecuali orang yang kepadanya perkataan telah pun diucapkan, dan sesiapa yang percaya." Dan tidak ada yang percaya bersamanya melainkan sedikit.
Dia berkata, "Naiklah ke dalamnya; dengan nama Allah pelayarannya dan pelabuhannya. Sesungguhnya Pemeliharaku Pengampun, Pengasih."
Maka ia berlayar dengan mereka di tengah-tengah gelombang yang seperti gunung-gunung; dan Nuh memanggil anak lelakinya yang berdiri terpisah, "Wahai anakku, naiklah bersama kami, dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang tidak percaya."
Berkata, "Aku akan mencari perlindungan di gunung, yang akan menjagaku daripada air." Berkata, "Pada hari ini, tidak ada pelindung daripada perintah Allah, selain daripada orang yang Dia mengasihani." Dan gelombang-gelombang tiba di antara keduanya, dan dia adalah antara orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan dikatakan, "Wahai bumi, telanlah air kamu; dan langit, berhentilah!" Dan air pun surut, dan urusan disempurnakan, dan kapal bertenggek di atas al-Judi, dan dikatakan, "Nyahlah kaum yang zalim!"
Dan Nuh memanggil Pemeliharanya, dan berkata, "Wahai Pemeliharaku, anak lelakiku adalah daripada keluargaku, dan janji Engkau benar. Engkau yang paling adil antara para hakim."
Berkatalah Dia, "Wahai Nuh, dia bukanlah daripada keluarga kamu; ia adalah amalan yang tidak salih, maka janganlah kamu menanyai Aku apa yang kamu tiada pengetahuan mengenainya. Aku menegurkan kamu supaya kamu jangan menjadi antara orang-orang yang bodoh."
Berkata, "Pemeliharaku, aku berlindung pada Engkau supaya aku tidak menanyai Engkau apa yang aku tiada pengetahuan mengenainya; kerana jika Engkau tidak mengampuni aku, dan tidak mengasihani aku, tentu aku menjadi antara orang-orang yang rugi."
Dikatakan, "Wahai Nuh, turunlah kamu dengan kesejahteraan daripada Kami, dan keberkatan ke atas kamu, dan ke atas umat-umat yang bersama kamu; dan umat-umat, Kami akan memberikan mereka kesenangan, kemudian akan menyentuh mereka, daripada Kami, azab yang pedih."(11:36-48)

Dan Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah! Kamu tidak ada tuhan melainkan Dia. Tidakkah kamu bertakwa?"
Berkata pembesar-pembesar daripada orang-orang yang tidak percaya daripada kaumnya, "Tiadalah ini, melainkan seorang manusia yang serupa dengan kamu, yang menghendaki untuk menjadi lebih tinggi daripada kamu, dan jika Allah mengkehendaki, tentu Dia menurunkan malaikat-malaikat. Kami tidak pernah mendengar yang ini pada bapa-bapa kami yang terdahulu.
Dia tidak lain hanyalah seorang lelaki yang gila; maka tunggulah padanya untuk satu waktu."
Berkata, "Wahai Pemeliharaku, tolonglah aku kerana mereka mendustakan aku."
Kemudian Kami mewahyukannya, "Kamu buatlah kapal di bawah mata (pengawasan) Kami, dan seperti wahyu Kami, dan kemudian apabila perintah Kami datang, dan tanur mendidih, masukkanlah ke dalamnya dua daripada tiap-tiap jenis, dan keluarga kamu, kecuali orang yang kepadanya perkataan telah pun diucapkan; dan janganlah berucap kepada-Ku mengenai orang-orang yang membuat kezaliman; mereka akan ditenggelamkan.
Kemudian, apabila kamu telah duduk di dalam kapal, dan orang-orang yang bersama kamu, katakanlah, 'Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami daripada kaum yang zalim.'
Dan katakanlah, 'Wahai Pemeliharaku, labuhkanlah aku di sebuah pelabuhan yang diberkati; Engkau yang terbaik daripada mereka yang melabuhkan.'"(23:23-29)

Isteri Nabi Nuh
Allah membuat satu persamaan bagi orang-orang yang tidak percaya - isteri Nuh, dan isteri Lut; kerana mereka adalah di bawah dua daripada hamba-hamba Kami yang salih (baik), tetapi keduanya mengkhianati mereka, maka mereka tidak berguna bagi mereka sedikit pun terhadap Allah; maka dikatakan, “Masuklah kamu berdua ke Api bersama orang-orang yang masuk.”(66:10)

Hayat
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun, kecuali lima puluh; maka banjir mengambil mereka sedang mereka orang-orang yang zalim.
Namun begitu, Kami menyelamatkan dia dan orang-orang yang di dalam kapal, dan Kami membuatnya satu ayat bagi semua alam.(29:14-15)

Nabi Musa

Musa adalah seorang Rasul dan seorang Nabi. Namanya paling banyak disebut di dalam al-Qur'an berbanding Nabi lain. Dia adalah seorang lagi Nabi atau Rasul yang diceritakan dari kecil lagi di dalam al-Qur'an. Dia juga seorang yang berbuat baik, tulus, dan telah "dibentuk di bawah mata-Ku (pengawasan-Ku)". Kepadanya Allah berkata-kata secara langsung.
Kitab
Nabi Musa telah mendatangkan beberapa mukjizat. Turut didatangkannya ialah al-Kitab supaya kaumnya, Bani Israil, mendapat petunjuk pada jalan lurus. Demikian itu adalah satu pengasihan daripada Allah. Kitab tersebut adalah satu peringatan bagi orang-orang yang mempunyai minda, lagi sempurna, dengan menjelaskan segala sesuatu, dan disifatkan pula sebagai cahaya, sama seperti al-Qur'an. Ia berbentuk naskhah gulungan dan Bani Israil telah juga meletakkannya di kertas-kertas.
Kelahiran
Musa dilahir ketika Firaun memerintah supaya semua bayi lelaki Bani Israil dibunuh. Ibunya seorang mukmin. Setelah dia dilahirkan, Tuhan mewahyukan ibunya, "Susukanlah dia, kemudian apabila kamu takut terhadapnya, lemparlah dia ke laut, dan janganlah takut, dan jangan juga bersedih, kerana Kami akan mengembalikan dia kepada kamu, dan akan melantiknya seorang daripada para utusan."
Pada paginya, hati ibu Musa menjadi kosong. Namun, bayinya diletak di dalam sebuah peti, dihanyutkan ke laut, dan dia berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutlah dia". Saudara perempuannya melihat dari jauh dan arus membawanya ke sebuah tebing.
Dia melihat keluarga Firaun memungutnya. Isteri Firaun berkata, "Dia akan menjadi satu pendingin mata (kegembiraan) bagiku dan bagi kamu. Janganlah membunuhnya; mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita, atau kita mengambil dia sebagai anak." Dan mereka tidak menyedari bahawa bayi itu akan menjadi seorang musuh, dan kesedihan bagi mereka suatu hari nanti.
Tuhan telah mengharamkan Musa, sebelum itu, daripada disusukan oleh mana-mana ibu angkat. Maka saudara perempuannya tampil dan berkata, "Bolehkah aku menunjukkan kamu kepada keluarga daripada seisi rumah yang akan menjaganya untuk kamu, dan mengasuhnya?"
Dengan itu Tuhan kembalikan dia kepada ibunya, supaya ibunya bergembira dan tidak bersedih, dan supaya dia mengetahui bahawa janji Allah adalah benar.
Menumbuk
Apabila dia dewasa dan tegap Tuhan memberikan dia putusan, dan pengetahuan kerana dia seorang yang berbuat baik.
Suatu hari, dia masuk ke kota sewaktu penduduknya sedang lalai, dan dia mendapati di dalamnya dua orang lelaki sedang bergaduh; yang satu adalah daripada golongannya sendiri, dan yang lain, daripada musuhnya. Kemudian yang daripada golongannya meminta pertolongan kepadanya terhadap musuhnya. Maka Musa menumbuknya, dan mematikannya. Dia berkata, "Ini adalah daripada amalan syaitan; sesungguhnya ia musuh yang menyesatkan, yang nyata."
Dan berdoa, "Wahai Pemeliharaku, aku telah menzalimi diriku. Ampunilah aku." Tuhan mengampunkannya, dan dia berjanji tidak akan menjadi penyokong bagi orang-orang yang berdosa lagi.
Pada keesokan paginya, dia berada di kota lagi, takut-takut dan berjaga-jaga. Tiba-tiba orang yang meminta pertolongannya semalam meminta pertolongannya lagi. Kali ini Musa ingin menyerangnya pula, tetapi ketika dia hendak menyerang, orang itu berkata, "Wahai Musa, adakah kamu menghendaki untuk membunuh aku sebagaimana kamu membunuh satu jiwa semalam? Kamu hanya menghendaki untuk menjadi penindas di bumi; kamu tidak menghendaki untuk menjadi daripada orang-orang yang membetulkan."
Kemudian datang seorang lelaki dari bahagian kota yang terjauh, berlari. Dia berkata, "Wahai Musa, pembesar mereka sedang bermuafakat untuk membunuh kamu." Dia selanjutnya menasihatkan Musa supaya lari dari kota.
Madyan
Lalu Musa meninggalkan kota, dengan takut-takut dan berjaga-jaga, menuju ke Madyan, dan berdoa, "Wahai Pemeliharaku, selamatkanlah aku daripada kaum yang zalim."
Apabila dia sampai di perairan Madyan, dia mendapati satu kumpulan manusia memberi minum kepada ternakan mereka, dan dia mendapati, selain daripada mereka, dua orang perempuan sedang menahan ternak mereka. Mereka tidak dapat memberi minum kepada ternak mereka sehingga penggembala-penggembala di situ menghalau ternakan masing-masing. Bapa mereka tiada di situ sebab usianya sangat tua.
Maka dia memberi minum untuk mereka. Lepas itu, dia berpaling ke tempat yang teduh dan berdoa, "Wahai Pemeliharaku, sesungguhnya aku memerlukan apa-apa kebaikan yang Engkau menurunkan kepadaku."
Kemudian datang seorang daripada dua perempuan tadi kepadanya, berjalan dengan malu, dan berkata, "Bapaku memanggil kamu supaya dia membalas kamu dengan upah kerana kamu memberi minum untuk kami."
Setelah dia datang kepadanya, dan menceritakan kepadanya ceritanya, orang tua itu berkata, "Jangan takut; kamu telah selamat daripada kaum yang zalim."
Seorang daripada dua beradik tadi menyuruh bapanya mengambil Musa sebagai upahan. Tidak lama kemudian bapanya berkata kepada Musa, "Aku menghendaki untuk mengahwinkan kamu dengan seorang daripada dua anak perempuanku ini, dengan kamu mengambil upah daripada aku selama lapan tahun. Jika kamu menyempurnakan sepuluh, itu adalah daripada kamu; aku tidak menghendaki untuk memberatkan kamu."
Api
Nabi Musa bersetuju. Selepas menyempurnakan tempoh yang dijanjikan, dia dengan keluarganya berpergian pada suatu malam yang sejuk. Dia ternampak api di tepi gunung, dan berkata kepada keluarganya, "Menetaplah kamu di sini; aku melihat api. Mudah-mudahan aku akan mendatangkan kepada kamu beritanya, atau berkas kayu daripada api, supaya kamu dapat memanaskan diri-diri kamu."
Apabila dia datang kepadanya, dia terdengar suara dari sepohon pokok, "Diberkatilah orang yang di api, dan orang yang di sekitarnya. Allah disanjung, Pemelihara semua alam!"
"Wahai Musa, sesungguhnya ini Aku, Allah, Yang Perkasa, Yang Bijaksana."
"Wahai Musa, Sesungguhnya Akulah Pemelihara kamu; tanggalkanlah kasut kamu; kamu adalah di lembah suci, Thuwa. Aku Sendiri telah memilih kamu, maka dengarlah apa yang diwahyukan."
"Sesungguhnya Akulah Allah; tidak ada tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku, dan lakukanlah solat untuk mengingati Aku." Kemudian Dia mengingatkan tentang Saat yang pasti datang supaya tiap-tiap jiwa dibalas atas usahanya.
Dan Dia bertanya, "Apakah itu yang di tangan kanan kamu, wahai Musa?"
Tongkat
Musa menjawab, "Ia tongkatku; aku bersandar padanya, dan dengannya aku memukul pokok untuk daun-daun kambingku, dan keperluan lain juga aku mendapati padanya."
Berkatalah Dia, "Lemparlah ia, wahai Musa!" Lalu dia melemparnya. Apabila dia melihatnya menggetar-getar seperti seekor ular dan merayap, dia berpaling, berundur, dan tidak menoleh.
"Ambillah ia, dan janganlah takut; Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya yang pertama."
Dan Dia menyuruh Musa mengepitkan tangannya pada ketiaknya, lalu ia keluar menjadi putih, tanpa cacat. Itu adalah ayat yang kedua. Kemudian Dia menyuruh Musa mendakapkan tangannya pada tubuhnya supaya tidak menjadi gerun, kerana dia akan pergi berjumpa Firaun dan keluarganya. Maka itulah dua bukti, daripada sembilan, yang Pemeliharanya ingin menunjukkan kepada Firaun dan pembesar-pembesarnya. Mereka adalah kaum yang fasiq dan melampaui batas.
Musa berkata, "Wahai Pemeliharaku, sesungguhnya aku telah membunuh satu jiwa daripada mereka, dan aku takut bahawa mereka akan membunuh aku. Dan saudaraku Harun lebih fasih lisannya daripada aku. Utuslah dia bersama aku sebagai pembantu, dan untuk mengesahkan aku kerana aku takut mereka akan mendustakan aku."
"Kami akan menguatkan tangan kamu dengan saudara kamu, dan Kami membuatkan kamu satu kuasa supaya mereka tidak sampai kepada kamu kerana ayat-ayat Kami; kamu, dan sesiapa yang mengikuti kamu, adalah orang-orang yang menang."
Firman-Nya lagi, "Aku telah memilih kamu untuk diri-Ku. Pergilah kamu dan saudara kamu dengan ayat-ayat-Ku, dan janganlah lalai untuk mengingati-Ku. Pergilah kamu berdua kepada Firaun; sesungguhnya dia melampaui batas. Namun begitu, ucapkanlah dengan lemah lembut kepadanya; mudah-mudahan dia mengingati, atau dia takut."
Keduanya berkata, "Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami takut bahawa dia bersegera menyeksa kami, atau melampaui batas."
"Jangan takut. Sesungguhnya Aku berserta kamu, mendengar dan melihat. Maka pergilah kamu berdua kepadanya, dan katakanlah, 'Kami adalah rasul-rasul Pemelihara kamu, maka utuskanlah bersama kami Bani Israil dan janganlah mengazab mereka; kami datang kepada kamu dengan ayat daripada Pemelihara kamu; dan kesejahteraan ke atas orang yang mengikuti petunjuk! Telah diwahyukan kepada kami bahawa azab adalah kepada orang yang mendustakan dan berpaling.'"
Lalu Musa merayu, "Wahai Pemeliharaku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah ikatan pada lisanku (lidahku), supaya mereka memahami ucapanku. Lantikkanlah untukku, daripada keluargaku, seorang wazir, Harun, saudaraku. Dengan dia, teguhkanlah kekuatanku, dan sekutukanlah dia dengan aku dalam urusanku, supaya kami menyanjung Engkau dengan banyak, dan mengingati Engkau dengan banyak. Sesungguhnya Engkaulah yang melihat pada kami."
"Kamu diberi, wahai Musa, rayuan kamu."
Firaun
Firaun meninggi di bumi. Dia memecah-belahkan penduduknya kepada golongan-golongan, iaitu golongan penduduk asal, orang Mesir, dan golongan kaum mendatang, Bani Israil. Golongan kedua dihina dan dijadikan hamba. Anak-anak lelaki mereka dibunuh sementara yang perempuan dibiarkan hidup.
Apabila Musa datang dengan ayat-ayat Tuhan kepada Firaun dan pembesar-pembesarnya, dan dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah rasul Pemelihara semua alam", mereka mengetawakannya.
Musa juga telah memohon supaya kaumnya, Bani Israil, diutus bersamanya keluar dari negeri Mesir.
Firaun berkata, "Tidakkah kami yang memelihara kamu di kalangan kami sejak kanak-kanak, dan kamu tinggal bersama kami bertahun-tahun daripada umur kamu?" Dan dia mengingatkan pula tentang pembunuhan yang Musa telah lakukan.
Musa menjawab, "Aku melakukannya tatkala aku termasuk orang-orang yang sesat. Maka aku lari daripada kamu, takut pada kamu. Tetapi Pemelihara aku telah memberi aku Putusan, dan membuat aku antara para utusan. Itu adalah satu rahmat yang kamu berbudi kepadaku, bahawa kamu memperhambakan Bani Israil."
Firaun bertanya, "Apakah ia Pemelihara semua alam?"
"Pemelihara langit dan bumi, dan apa-apa di antara keduanya, jika kamu yakin" dan Musa menambah, "Pemelihara kami ialah Dia yang memberikan segala sesuatu ciptaannya, kemudian memberinya petunjuk."
Firaun berkata kepada orang-orang di sekelilingnya, "Tidakkah kamu mendengarkan?" Dia berkata lagi, "Sesungguhnya rasul kamu yang diutus kepada kamu ialah orang yang dirasuk!"
Selanjutnya Firaun memberi amaran, "Jika kamu mengambil tuhan selain aku, pasti aku akan membuat kamu antara orang-orang yang dipenjarakan."
Musa berkata, "Walaupun aku mendatangkan kepada kamu sesuatu yang jelas?"
"Datangkanlah ia, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."
Maka Musa melemparkan tongkatnya, dan tiba-tiba, ia menjadi seekor ular yang nyata. Dan dia mengeluarkan tangannya, lalu ia menjadi putih bagi orang-orang yang melihat.
Firaun berkata kepada pembesar-pembesar di sekelilingnya, "Sesungguhnya ini seorang ahli sihir yang mahir, yang menghendaki untuk mengusir kamu daripada bumi kamu dengan sihirnya; apakah yang kamu memerintahkan?"
Mereka berkata, "Tangguhkanlah dia dan saudaranya seketika, dan kirimlah ke kota-kota orang-orang yang mengumpulkan, untuk mendatangkan kepada kamu tiap-tiap ahli sihir yang mahir."
Firaun bertanya lagi kepada Musa, "Dan bagaimanakah dengan generasi-generasi dahulu?"
"Pengetahuan mengenai mereka adalah di sisi Pemeliharaku di dalam Kitab; Pemeliharaku tidak sesat, dan tidak juga lupa," jawab Musa.
Firaun juga telah berkata, "Aku adalah Pemelihara kamu, Yang Tinggi!"
Ahli Sihir
Hari yang ditetapkan untuk Musa bertarung dengan ahli-ahli sihir ialah Hari Perhiasan. Manusia dikumpulkan pada waktu pagi. Antara manusia ada yang berkata, "Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika merekalah orang-orang yang menang."
Apabila ahli-ahli sihir datang kepada Firaun mereka meminta upah jika mereka menang. Firaun bersetuju dan seterusnya berjanji untuk meletakkan mereka berkedudukan dekat dengannya.
Ahli-ahli sihir bertanya kepada Musa, "Wahai Musa, adakah kamu yang akan melempar, atau kamikah yang pertama melemparkan?"
Musa berkata, "Tidak, kamu lemparlah!"
Lalu mereka melempar tali-tali mereka dan tongkat-tongkat mereka, dan berkata, "Dengan kekuasaan Firaun, pastilah kami orang-orang yang menang."
Tiba-tiba ia, seolah-olah nampak kepadanya, daripada sihir mereka, tali-tali mereka dan tongkat-tongkat mereka merayap. Musa berasa takut di dalam dirinya. Lantas Allah mewahyukan kepadanya, "Jangan takut; sesungguhnya kamulah yang tinggi. Lemparlah apa yang di tangan kanan kamu, dan ia akan menelan apa yang mereka buat; mereka hanya membuat tipu muslihat ahli sihir, dan ahli sihir tidak beruntung di mana sahaja dia datang."
Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, dan ia menelan segala yang mereka memalsukan.
Ahli Sihir Sujud
Maka ahli-ahli sihir dikalahkan dan mereka menjadi rendah. Kemudian mereka sujud seraya berkata, "Kami percaya kepada Pemelihara semua alam, Pemelihara Musa dan Harun."
Firaun berkata, "Kamu percaya kepadanya sebelum aku memberi izin kepada kamu! Dia ketua kamu yang mengajar kamu sihir; sekarang kamu akan tahu! Sungguh, aku akan memotong, berselang-seli, tangan-tangan kamu dan kaki-kaki kamu, dan kemudian aku akan menyalib kamu kesemuanya."
Mereka berkata, "Kami tidak akan lebih menyukai kamu daripada bukti-bukti yang jelas yang datang kepada kami, dan tidak juga daripada Dia yang memulakan kami. Maka putuskanlah apa yang kamu akan memutuskan; kamu hanya boleh memutuskan mengenai kehidupan dunia ini. Kami percaya kepada Pemelihara kami supaya Dia mengampuni kami atas pelanggaran-pelanggaran kami, dan sihir yang kamu memaksa kami melakukannya; Allah adalah lebih baik, dan lebih kekal."
Ahli-ahli sihir juga berkata, "Sesungguhnya kepada Pemelihara kami, kami balik. Dan kamu mendendami kami hanya kerana kami percaya kepada ayat-ayat Pemelihara kami apabila mereka datang kepada kami. Wahai Pemelihara kami, tuangkanlah kepada kami kesabaran dan matikanlah kami dalam kemusliman."
Kemudian berkata pembesar-pembesar kaum Firaun, "Adakah kamu akan meninggalkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerosakan di bumi, dan meninggalkan kamu dan tuhan-tuhan kamu?"
Dan mereka berkata lagi, "Kita akan bunuh anak-anak lelaki mereka, dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka; sesungguhnya kitalah yang menakluki mereka!"
Selepas itu Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah, dan bersabarlah; sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah, dan Dia mewariskannya kepada siapa yang Dia mengkehendaki di kalangan hamba-hamba-Nya. Kesudahannya adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
Kaumnya berkata, "Kami disakiti sebelum kamu datang kepada kami, dan setelah kamu datang kepada kami."
"Mudah-mudahan Pemelihara kamu akan memusnahkan musuh kamu, dan Dia menjadikan kamu pengganti-pengganti di bumi, supaya Dia memerhatikan bagaimana kamu akan buat," sahut Musa.
Kemurkaan
Kemudian Tuhan mengenakan keluarga Firaun dengan beberapa tahun bekalan yang tidak mencukupi, dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka ingat. Namun, mereka tidak ingat juga.
Apabila yang baik datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini ialah kerana kami". Tetapi jika keburukan menimpa mereka, mereka meramalkan yang buruk kerana Musa, dan orang-orang yang bersamanya.
Dan mereka berkata, "Apa sahaja ayat yang kamu mendatangkan kepada kami, untuk menyihir kami dengannya, kami tidak akan mukmin (yang mempercayai) kepada kamu."
Tuhan mengenakan mereka lagi dengan mengutus kepada mereka banjir, belalang juta, kutu, katak, dan darah. Itu adalah "ayat-ayat yang jelas". Lagi, mereka menyombongkan diri.
Apabila kemurkaan Allah jatuh kepada mereka, mereka berkata, "Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Pemelihara kamu dengan apa yang Dia menjanjikan kamu. Jika kamu menghilangkan daripada kami kemurkaan, sungguh, kami akan mempercayai kamu, dan kami akan mengutus bersama kamu Bani Israil."
Tetapi apabila Tuhan menghilangkan daripada mereka kemurkaan hingga ke satu tempoh, tiba-tiba mereka memungkiri ketaatan mereka.
Karun
Mesej Nabi Musa telah juga sampai kepada Karun. Karun adalah daripada kaumnya. Dia menjadi angkuh kerana Tuhan memberinya harta-harta simpanan yang kunci-kuncinya menjadi beban yang sungguh berat untuk diangkat oleh sekumpulan orang yang mempunyai kekuatan. Apabila kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah kamu berbangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri. Tetapi carilah, dengan apa yang Allah memberikan kamu, tempat kediaman akhir, dan janganlah melupakan bahagian kamu di dunia ini; dan berbuatbaiklah, sebagaimana Allah berbuat baik kepada kamu. Dan janganlah mencari untuk membuat kerosakan di bumi; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerosakan."
Karun berkata dengan sombong, "Apa yang aku diberi hanyalah kerana pengetahuan yang ada padaku."
Maka dia keluar kepada kaumnya dengan perhiasannya. Orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia berkata, "Sekiranya kita mempunyai yang serupa dengan apa yang Karun diberi! Sesungguhnya dia seorang yang mempunyai peruntungan yang besar."
Tetapi orang-orang yang kepada mereka diberi pengetahuan berkata, "Celakalah kamu! Ganjaran Allah adalah lebih baik bagi orang yang percaya, dan membuat kerja-kerja kebaikan; dan tiada yang akan menerimanya kecuali orang-orang yang sabar."
Lalu Tuhan membuatkan bumi menelan Karun dan tempat tinggalnya. Pada waktu pagi, orang-orang yang menginginkan tempatnya kelmarin berkata, "Aduhai, Allah menjulurkan dan menyempitkan rezeki-Nya kepada sesiapa yang Dia mengkehendaki daripada hamba-hamba-Nya. Sekiranya Allah tidak berbudi baik kepada kami, tentu Dia membuatkan kami ditelan juga. Aduhai, orang-orang yang tidak percaya tidak beruntung!"
Menyembunyikan Keimanan
Firaun berazam untuk membunuh Nabi Musa. Dia berkata, "Biarlah aku membunuh Musa, dan hendaklah dia berseru kepada Pemeliharanya. Aku takut bahawa dia akan menukarkan agama kamu, atau dia menimbulkan kerosakan di bumi."
Musa berkata, "Aku berlindung pada Pemeliharaku, dan Pemelihara kamu, daripada setiap orang yang menyombongkan diri, dan tidak mempercayai Hari Perhitungan."
Kemudian tampil seorang lelaki yang mukmin daripada keluarga Firaun yang menyembunyikan keimanannya dan berkata, "Apa, adakah kamu akan membunuh seorang lelaki kerana dia berkata, 'Pemeliharaku ialah Allah' walaupun dia mendatangkan kepada kamu bukti-bukti yang jelas daripada Pemelihara kamu? Jika dia seorang pendusta, kedustaannya adalah terhadapnya; tetapi jika dia benar, maka sebahagian daripada apa yang dia menjanjikan kamu akan menimpa kamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang berlebihan, dan pendusta."
Seterusnya lelaki itu mengingatkan tentang tiada perlindungan daripada bencana Allah apabila ia datang seperti yang jatuh kepada kaum Nuh, Ad, dan Tsamud, yang tidak percaya kepada-Nya.
Haman
Dan Firaun berkata, "Wahai pembesar-pembesar, aku tidak mengetahui bahawa kamu ada tuhan selain daripada aku! Nyalakanlah api untukku, wahai Haman, pada tanah liat, dan buatkanlah untukku sebuah menara yang tinggi, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa, kerana aku menyangka bahawa dia termasuk pendusta-pendusta."
Lelaki yang menyembunyikan keimanannya menyambung hujahnya dengan menyeru kaumnya supaya mengikutinya, serta mengingatkan tentang akhirat, dengan Taman dan Apinya. Lalu dia dilindungi oleh Allah daripada kejahatan keluarga Firaun.
Firaun membalas dengan berkata, "Wahai kaumku, bukankah kepunyaanku kerajaan Mesir, dan sungai-sungai ini yang mengalir di bawahku? Apa, tidakkah kamu melihat? Atau, tidakkah aku yang lebih baik daripada lelaki ini (Musa), yang keji, dan hampir tidak dapat menjelaskan? Mengapa pula gelang-gelang emas tidak dilemparkan kepadanya, atau malaikat-malaikat tidak datang bersama dia untuk bergabung?"
Doa Kamu Disahuti
Musa terus menyeru kaumnya, "Wahai kaumku, jika kamu percaya kepada Allah, kepada-Nya kamu percayakanlah (tawakal) jika kamu muslim."
Mereka berkata, "Kepada Allah kami mempercayakan. Pemelihara kami, janganlah Engkau membuat kami satu cubaan bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan pengasihan Engkau daripada kaum yang tidak percaya."
Tuhan mewahyukan Musa dan saudaranya, "Ambillah kamu untuk kaum kamu di Mesir, rumah-rumah tertentu, dan buatlah rumah-rumah kamu satu kiblat (haluan), dan lakukanlah solat, dan berilah berita gembira kepada orang-orang mukmin."
Musa berdoa, "Pemelihara kami, Engkau telah memberikan Firaun dan pembesar-pembesarnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia ini. Pemelihara kami, biarkanlah mereka sesat daripada jalan Engkau. Pemelihara kami, hapuskanlah harta-harta mereka, dan keraskanlah hati mereka supaya mereka tidak mempercayai, sehingga mereka melihat azab yang pedih."
Allah berfirman, "Doa kamu disahuti; maka hendaklah kamu berlaku lurus, dan janganlah mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui."
Yang Percaya
Tiada yang percaya kepada Musa kecuali satu keturunan daripada kaumnya kerana takut pada Firaun dan pembesar-pembesar mereka, bahawa mereka akan menganiaya mereka. Daripada keluarga Firaun, selain daripada lelaki yang menyembunyikan keimanannya, isteri Firaun turut percaya kepada apa yang Nabi Musa datangkan ("Allah membuat satu persamaan bagi orang-orang yang percaya - isteri Firaun, apabila dia berkata, 'Wahai Pemeliharaku, binalah untukku di sisi-Mu sebuah rumah di Taman, dan selamatkanlah aku daripada Firaun dan amalannya, dan Engkau selamatkanlah aku daripada kaum yang zalim.'” - 66:11).
Gunung tinggi yang besar
Kemudian Tuhan mewahyukan Musa supaya meninggalkan negeri Mesir dengan kaumnya, "Berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada waktu malam; sesungguhnya kamu akan diikuti."
Firman-Nya lagi, "Buatkanlah untuk mereka jalan yang kering di dalam laut, tanpa takut akan dipintas, dan tidak juga ketakut-takutan."
Firaun, sebaliknya, telah mengutus ke kota-kota orang-orang yang mengumpulkan manusia. "Sesungguhnya mereka ini kumpulan yang sedikit, dan sesungguhnya mereka membuat kita marah, dan kita semua berjaga-jaga."
Maka mereka keluar dari taman-taman dan mata-mata air, dan harta-harta simpanan, dan medan mereka yang mulia untuk menghapuskan Musa dan pengikut-pengikutnya.
Mereka mengikuti Musa dan kaumnya pada waktu matahari terbit. Apabila kedua-dua kumpulan berlihat-lihatan, teman-teman Musa berkata, "Kitalah orang-orang yang tersusul."
Musa berkata, "Tidak sekali-kali! Sesungguhnya Pemeliharaku bersamaku; Dia akan memberi petunjuk kepadaku."
Kemudian Allah mewahyukan Musa, "Pukullah laut dengan tongkat kamu"; lalu laut itu terbelah, dan tiap-tiap bahagian seperti gunung tinggi yang besar. Maka Musa dan orang-orang yang bersamanya, kesemuanya, selamat tiba di pantai di seberang laut.
Firaun percaya
Firaun dan tenteranya mengikuti mereka dengan angkuh dan pantas. Tetapi mereka ditenggelamkan. Sebelum mati lemas Firaun berkata, "Aku percaya bahawa tidak ada tuhan melainkan Dia, yang Bani Israil percaya; aku adalah antara orang-orang yang muslim."
Lantaran itu Allah berfirman, "Adakah sekarang? Dan sejak dahulu kamu mengingkari, dan termasuk orang-orang yang membuat kerosakan. Maka pada hari ini Kami menyelamatkan kamu dengan badan kamu, supaya kamu menjadi satu ayat bagi orang-orang yang sesudah kamu. Sesungguhnya kebanyakan manusia lalai daripada ayat-ayat Kami."
Patung
Setelah Bani Israil menyeberangi laut, mereka datang kepada satu kaum yang bertekun pada patung-patung yang mereka ada. Mereka berkata, "Wahai Musa, buatkanlah untuk kami satu tuhan seperti tuhan-tuhan yang mereka ada."
Berkatalah dia, "Sesungguhnya kamu adalah kaum yang bodoh. Sesungguhnya itu yang mereka di dalamnya akan dibinasakan, dan batallah apa yang mereka buat."
"Apa, adakah aku akan mencarikan satu tuhan untuk kamu selain daripada Allah, Dia yang melebihkan kamu di atas semua alam?"
Demikian itu adalah contoh ketidakpercayaan kaum Musa yang baru diselamatkan daripada Firaun dan tenteranya. Namun, ada juga yang percaya dan menjalankan keadilan.
Melihat Allah
Tuhan membahagikan kaum Musa kepada dua belas puak. Dia mewahyukan Musa, ketika kaumnya meminta air kepadanya, "Pukullah dengan tongkat kamu batu itu", dan memancarlah daripadanya dua belas mata air. Semua orang tahu tempat minum mereka.
Tuhan juga membentangkan awan untuk meneduhkan mereka, dan Dia menurunkan manna dan salwa kepada mereka, dan berfirman "Makanlah benda-benda yang baik daripada apa yang Kami merezekikan kamu."
Kemudian kaumnya berkata pula, "Wahai Musa, kami tidak akan bersabar dengan makanan yang satu macam; mohonlah kepada Pemelihara kamu untuk kami, supaya Dia mengeluarkan untuk kami daripada apa yang bumi menumbuhkan; herba hijaunya, dan mentimunnya, dan jagungnya, dan kekacangnya, dan bawang merahnya."
Dia berkata, "Adakah kamu menukar yang lebih baik dengan yang lebih rendah? Turunlah ke Mesir; kamu akan mendapati di sana apa yang kamu menanyakan."
Terdapat juga antara kaum Musa yang enggan percaya sehingga mereka melihat Allah. Mereka berkata, "Wahai Musa, kami tidak akan mempercayai kamu sehingga kami melihat Allah dengan nyata."
Maka Musa memilih daripada kaumnya tujuh puluh orang lelaki untuk waktu dengan Tuhan seperti yang ditetapkan, tetapi mereka ditimpa halilintar dan gempa bumi.
Bani Israil juga mencabuli Sabat (hari dilarang bekerja), apabila ikan-ikan datang kepada mereka pada hari Sabat dengan berenang ke pantai, tetapi pada hari yang mereka tidak menjaga Sabat, mereka tidak datang kepada mereka. Ujian itu dikenakan kepada mereka kerana mereka fasiq.
Lembu
Kaumnya juga didapati amat berat untuk melaksanakan perintah Allah. Apabila Musa berkata kepada kaumnya, "Allah memerintahkan kamu supaya mengorbankan seekor lembu," lalu mereka berkata, "Adakah kamu mengambil kami sebagai buah ejekan?"
Musa berkata, "Aku berlindung pada Allah daripada aku menjadi antara orang-orang yang bodoh."
Mereka berkata lagi, "Mohonlah kepada Pemelihara kamu untuk kami, supaya Dia memperjelaskan kepada kami yang manakah ia?"
"Sesungguhnya Dia berkata, ia lembu yang tidak tua, dan tidak juga dara, yang pertengahan di antara yang demikian itu; maka buatlah apa yang kamu diperintahkan."
Dan lagi berkata, "Mohonlah kepada Pemelihara kamu untuk kami, supaya Dia memperjelaskan kepada kami apakah warnanya?"
"Sesungguhnya Dia berkata, ia lembu yang keemasan, terang warnanya, menggembirakan orang-orang yang memandang."
Dan lagi, "Mohonlah kepada Pemelihara kamu untuk kami, supaya Dia memperjelaskan kepada kami yang manakah ia. Lembu serupa sahaja bagi kami, dan jika Allah mengkehendaki, tentu kami akan mendapat petunjuk."
"Sesungguhnya Dia berkata, ia lembu yang belum pernah dipakai untuk membajak bumi, atau untuk mengairi tanaman; sesuatu yang teguh, tanpa tanda yang mencacatkan padanya."
Akhirnya mereka berkata, "Sekarang kamu telah mendatangkan yang benar." Dan mereka mengorbankannya setelah hampir-hampir tidak melakukannya sama sekali.
Hamba Berpengetahuan
Suatu hari, Musa berjalan dengan budak suruhannya untuk mencari sesuatu. Dia berkata "Aku tidak akan berhenti sehingga aku sampai di pertemuan dua laut, walaupun aku terus berjalan dalam masa yang panjang."
Kemudian, apabila mereka sampai di pertemuan itu, mereka sedar bahawa mereka telah melupakan ikan mereka. Ikannya telah melepaskan diri ke laut ketika mereka berehat di sebuah batu, dengan mengorek lubang.
Musa berkata, "Inilah yang kita cari!" Mereka kembali kepada kesan-kesan jejak mereka, dengan mengikutinya, menuju ke batu tersebut.
Apabila mereka sampai di sana, mereka mendapati seorang hamba daripada hamba-hamba Allah yang kepadanya Dia telah memberikan pengasihan-Nya, dan Dia telah mengajarnya pengetahuan daripada sisi-Nya.
Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku ikut kamu supaya kamu mengajar aku, daripada apa yang kamu telah diajar, iaitu putusan yang betul?"
Hamba berpengetahuan itu berkata, "Sesungguhnya kamu tidak akan boleh bersabar dengan aku. Bagaimanakah kamu akan bersabar dengan apa yang kamu tidak meliputi dalam pengetahuan kamu?"
Musa berkata, "Kamu akan mendapati aku, jika Allah mengkehendaki, bersabar; dan aku tidak akan menentang kamu dalam urusan."
"Jika kamu ikut aku, maka janganlah menanyai aku sesuatu sehingga aku sendiri mengemukakan sebutan mengenainya kepada kamu."
Maka mereka bertolak, sehingga apabila mereka naik di atas sebuah kapal, dia melubanginya dengan sengaja. Musa bertanya, "Apa, adakah kamu melubanginya untuk menenggelamkan ahlinya? Sesungguhnya kamu mendatangkan sesuatu yang buruk."
"Tidakkah aku mengatakan bahawa kamu tidak akan boleh bersabar dengan aku?"
Musa berkata, "Janganlah kamu mempertanggungjawabkan aku kerana aku lupa, dan jangan juga memaksa aku untuk membuat sesuatu perkara yang amat sukar."
Mereka meneruskan perjalanan, sehingga apabila mereka bertemu seorang anak lelaki muda, dia membunuhnya pula. Musa bertanya lagi, "Apa, adakah kamu membunuh satu jiwa yang suci, dan bukan kerana membalas untuk jiwa yang dibunuh? Sesungguhnya kamu mendatangkan sesuatu yang dahsyat."
"Tidakkah aku mengatakan kepada kamu bahawa kamu tidak akan boleh bersabar dengan aku?"
Musa berkata, "Jika aku menanyakan kamu mengenai sesuatu selepas ini, maka janganlah menemani aku lagi; kamu telah cukup memberi alasan kepadaku."
Mereka bertolak lagi, sehingga apabila mereka datang kepada penduduk sebuah bandar raya, mereka meminta makanan daripada penduduknya, tetapi mereka menolak untuk menerima mereka dengan layanan baik bagi tetamu. Kemudian mereka mendapati sebuah tembok yang hendak roboh, lalu dia menegakkannya. Musa berkata, "Sekiranya kamu menghendaki, tentu kamu mengambil upah untuk itu."
Hamba Allah yang berpengetahuan itu berkata, "Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Sekarang aku akan memberitahu kamu interpretasi apa yang kamu tidak boleh bersabar dengannya."
Interpretasi
"Mengenai kapal, ia kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut; dan aku menghendaki untuk merosakkannya kerana di belakang mereka ada seorang raja yang mengambil tiap-tiap kapal dengan paksa.
Mengenai anak lelaki muda, ibu bapanya orang mukmin; dan kami takut dia akan memaksa mereka dalam kelampauan batas, dan ketidakpercayaan. Maka kami menghendaki supaya Pemelihara mereka memberi mereka, dengan menukarkan yang lebih baik daripada dia, dalam kesucian, dan lebih dekat dalam kasih sayang.
Mengenai tembok, ia kepunyaan dua anak lelaki muda yang yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta simpanan kepunyaan mereka. Bapa mereka orang salih; dan Pemelihara kamu menghendaki supaya mereka sampai dewasa dan kemudian mengeluarkan harta simpanan mereka sebagai satu pengasihan daripada Pemelihara kamu. Aku tidak melakukannya daripada kemahuanku sendiri. Inilah interpretasi apa yang kamu tidak boleh bersabar dengannya."
Empat puluh malam
Waktu yang ditetapkan Tuhan untuk berhubung secara langsung dengan Musa adalah empat puluh malam. Sebelum dia pergi, dia berkata kepada saudaranya Harun, "Jadilah penggantiku di kalangan kaumku, dan betulkanlah, dan janganlah mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerosakan."
Apabila Musa datang pada waktu yang Tuhan tetapkan, untuk berkata-kata dengannya, Tuhan bertanya, "Mengapakah kamu bercepat-cepat daripada kaum kamu, wahai Musa?"
Musa menjawab, "Mereka adalah di atas jejakku; aku bercepat-cepat, wahai Pemeliharaku, hanya supaya aku memuaskan hati Engkau."
Menjadi Debu
Musa berkata, "Wahai Pemeliharaku, perlihatkanlah kepadaku, supaya aku dapat melihat Engkau."
"Kamu tidak akan melihat Aku; tetapi perhatikanlah gunung itu - jika ia tetap di tempatnya, maka kamu akan melihat Aku."
Apabila Pemeliharanya menampakkan-Nya kepada gunung, Dia membuatnya hancur menjadi debu, dan Musa jatuh pengsan. Setelah dia terjaga, dia berkata, "Engkau disanjung! Aku bertaubat kepada Engkau; aku yang pertama antara orang-orang mukmin."
Papan
"Wahai Musa, Aku memilih kamu di atas semua manusia untuk Mesej-Mesej-Ku, dan Perkataan-Ku. Ambillah apa yang Aku memberikan kamu, dan jadilah daripada orang-orang yang berterima kasih."
Dan Tuhan menuliskan untuknya pada Papan segala sesuatu teguran, dan satu penjelasan bagi segala sesuatu, "Ambillah ia dengan kekuatan, dan suruhlah kaum kamu mengambil yang paling baik daripadanya."
Dia juga memberitahu, "Sungguh, Kami menguji kaum kamu sepeninggalan kamu, dan Samiri menyesatkan mereka."
Kaum Musa telah membuat untuk mereka selepas dia pergi, daripada perhiasan-perhiasan mereka, sebuah patung Anak Lembu, yang hanya berjasad dan berbunyi seperti lembu. Tuhan yang mereka ada-adakan itu dibuat hanya dalam masa yang singkat selepas Rasul mereka meninggalkan mereka buat sementara waktu.
Marah
Apabila Musa kembali kepada kaumnya, dalam keadaan marah dan dukacita, dia berkata, "Buruknya yang kamu melakukan untuk menggantikan aku sesudahku; apa, adakah kamu hendak mendahului perintah Pemelihara kamu?"
Lalu dia melemparkan Papan, dan mengambil kepala saudaranya, mengheretnya kepadanya. Dia berkata, "Anak ibuku, sesungguhnya kaum telah menghinaku, dan hampir-hampir membunuhku. Janganlah membuatkan musuh-musuhku berasa puas terhadapku, dan jangan meletakkan aku di kalangan kaum yang zalim."
"Wahai Pemeliharaku, ampunilah aku dan saudaraku, dan masukkanlah kami ke dalam pengasihan Engkau; Engkau yang paling berpengasihan daripada yang berpengasihan."
Apabila kemarahan Musa menjadi reda, dia mengambil Papan-Papan yang dalam prasastinya terdapat petunjuk dan pengasihan bagi semua orang yang berasa gerun terhadap Pemelihara mereka.
Kemudian Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, tidakkah Pemelihara kamu menjanjikan satu janji yang baik kepada kamu? Adakah masa perjanjian terasa terlalu panjang kepada kamu, atau adakah kamu menghendaki bahawa kemurkaan diturunkan kepada kamu daripada Pemeliharamu, supaya kamu memungkiri janji temu kamu denganku?"
Samiri
Mereka berkata, "Kami tidak memungkiri janji temu kami dengan kamu daripada kemahuan kami; tetapi kami diberati oleh beban-beban, yang juga adalah perhiasan-perhiasan kaum, dan kami melemparkan mereka, seperti demikianlah Samiri melemparkan mereka, ke dalam api."
Setelah perhiasan-perhiasan mereka yang dirasakan berat untuk dibawa dicampakkan ke dalam api, Samiri mengeluarkan bagi mereka Anak Lembu. Mereka berkata, "Inilah tuhan kamu, dan tuhan Musa, yang dia lupa."
Tidakkah mereka melihat bahawa ia tidak mengembalikan ucapan kepada mereka, dan tidak juga ada sebarang kuasa untuk memudaratkan atau memanfaatkan mereka?
Namun begitu, Harun sebelumnya telah berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, kamu hanyalah diuji dengannya; sesungguhnya Pemelihara kamu ialah Yang Pemurah; maka ikutlah aku, dan taatlah kepada perintahku."
Mereka berkata, "Kami akan tetap bertekun padanya sehingga Musa kembali kepada kami."
Musa bertanya kepada saudaranya, "Apakah yang menghalangi kamu, wahai Harun, apabila kamu melihat mereka sesat, supaya kamu tidak mengikuti aku? Adakah kamu mengingkari perintahku?"
Harun menjawab, "Wahai anak ibuku, janganlah mengambil aku dengan janggut, atau kepalaku! Aku takut bahawa kamu akan berkata, 'Kamu telah memecahkan Bani Israil, dan kamu tidak mengendahkan ucapanku.'"
Musa berpaling kepada Samiri pula, "Dan kamu, Samiri, apakah urusan kamu?"
Samiri berkata, "Aku melihat apa yang mereka tidak lihat, dan aku mengambil segenggam debu daripada jejak rasul, dan melemparnya ke dalam benda itu. Demikianlah jiwaku menghasutku." Dia mengambil daripada jejak Rasul, katanya.
Lalu Musa berkata, "Pergilah! Bagi kamu dalam seluruh kehidupan dunia ini adalah untuk berkata, 'Jangan sentuh aku!', dan selepas itu ada janji temu bagi kamu yang kamu tidak mungkir. Lihatlah pada tuhan kamu, yang kamu tetap bertekun padanya! Sungguh, kami akan membakarnya dan menaburkan abunya ke dalam laut, bertaburan."
Pengambilan Anak Lembu sebagai tuhan menjadikan mereka orang-orang yang zalim, dan mereka diresapkan kepercayaan kepada Anak Lembu ke dalam hati mereka kerana ketidakpercayaan mereka.
Bumi Suci
Dalam perjalanan mereka untuk mencari sebuah tempat tinggal setelah diselamatkan daripada Firaun dan tenteranya mereka tiba di sebuah bandar raya. Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, masuklah Bumi Suci yang Allah menetapkan untuk kamu, dan janganlah kembali ke belakang kamu, untuk berbalik sebagai orang-orang yang rugi."
Mereka disuruh tinggal di bandar raya itu, dan makan daripadanya di mana sahaja mereka mengkehendaki, dan disuruh mengatakan, "Tidak membebankan" ketika masuk di pintu gerbang dengan bersujud. Mereka turut dijanjikan Allah untuk mengampuni mereka atas pelanggaran-pelanggaran mereka, dan menambahkan kepada orang-orang yang berbuat baik antara mereka.
Akan tetapi mereka berkata, "Wahai Musa, di dalamnya ada kaum yang gagah perkasa, dan kami tidak akan memasukinya sehingga mereka keluar darinya. Jika mereka keluar darinya, kami akan masuk."
Berkata dua orang lelaki antara orang-orang yang takut kepada Allah, yang Allah merahmati, "Masuklah menemui mereka melalui pintu gerbang. Apabila kamu memasukinya, kamulah orang-orang yang mengalahkan, dan percayakanlah kepada Allah, jika kamu orang-orang mukmin."
Mereka berkata dengan biadab, "Wahai Musa, kami tidak akan masuk selama-lamanya, selama mereka berada di dalamnya. Pergilah, kamu dan Pemelihara kamu, dan berperanglah; kami akan duduk di sini."
Lalu Nabi Musa memohon, "Wahai Pemeliharaku, aku tidak menguasai sesiapa, kecuali diriku dan saudaraku. Pisahkanlah antara kami dan kaum yang fasiq (tidak mempedulikan perintah Tuhan)."
Allah berfirman, "Maka ia diharamkan kepada mereka selama empat puluh tahun sedang mereka merayau-rayau di bumi; maka janganlah kamu berdukacita terhadap kaum yang fasiq."
Perpisahan
Justeru itu, Nabi Musa dan saudaranya Harun berpisah dengan kaumnya, Bani Israil. Kaumnya merayau-rayau selama empat puluh tahun sebelum berjumpa dengan sebuah tempat tinggal bagi mereka. Perpisahan itu juga menamatkan cerita Nabi Musa di dalam al-Qur'an.
Nabi Musa telah menunjukkan ketabahan seorang Nabi, yang juga seorang manusia biasa, dalam usaha untuk membuat manusia percaya kepada Allah dan ayat-ayat-Nya. Hatinya selalu disakiti. Penentangan yang diterima sungguh hebat, walaupun mukjizat yang didatangkannya amat jelas, sehingga dia sentiasa memohon pertolongan Allah. Al-Kitab yang disampaikannya pula diragu-ragu, diperselisih dan tidak dipercayakan.
Cerita Nabi Musa di dalam al-Qur'an memuatkan, terutamanya, kisah Firaun yang amat berkuasa, Haman yang amat bijak membina, Karun yang amat kaya, dan Samiri yang mengikuti jejak Rasul, yang amat berpengaruh. Mereka adalah orang-orang ternama yang zalim, fasiq, dan tidak percaya kepada ayat-ayat Allah. Sementara kaum Nabi Musa pun, yang telah dihina dan perhambakan, turut berkelakuan fasiq, tidak percaya kepada ayat-ayat Allah, dan melakukan kezaliman. Senario serupa itu tertayang pula pada hari ini. Sesungguhnya sejarah berulang lagi.